Wednesday, June 21, 2017

SUMBER              :BUKU KURTILAS/BSE K13 KELAS 3 TEMA 8 “BUMI DAN ALAM SEMESTA”
MEDIA PEMBELAJARAN                : GAMBAR PETA JAWA TENGAH DAN KETAMPAKAN ALAMNYA
JUDUL PRODUKSI :                          “KLIPING BERBUKU LIPAT”
 



         
       
   
Pantai gili ketapang
      RUPA BUMI
  PERAIRAN
       

Perkebunan karet banjarnegara
Gunung merapi
KETAMPAKAN ALAM
BUATAN
    Sungai bodri
Gunung Merbabu
    Goa kali suci
      Goa lawa
Sungai begawan solo
 Danau Rawa pening
    Goa greweng
Pegunungan sewu
Gunung slamet
Pegunungan kendeng utara
 Dataran tinggi dieng
Gunung  muria
Pegunungan rogojembangan
Gunung prahu
 Pelabuhan tanjung emas
Waduk gedung ombo
 Pelabuhan tanjung intan
 Industri kopi kudus
 











 Laut karang pandan
 Sungai kali suci
 Danau menjer
Perkebunan karet cilacap
       
Industri kopi magelang
 Industri Minyak atsiri batang
Sungai bogowonto
Sungai bodri
 Pegunungan sewu
 Laut nampu

 Sungai serang
 Sungai progo
 Sungai serayu
 Sungai lusi
Sungai comal
 Perkebunan teh tegal
 Perkebunan teh temanggung
 Sungai serayu
 Industri perikanan pati
Industri perikanan jepara
 











v

Perkebunan karet banyumas
                     
1.      Sebutkan kenampakan alam khususnya daerah yang berada  di jawa tengah !yang kalian ketahui saja........
2.      Sebutkan  aspek yang meliputi ketampakan alam di peraian apa saja?........
3.      Sebutkan aspek yang meliputi ketampakan alam di daratan apa saja?........
4.      Sebutkan aspek yang meliputi ketampakan alam buatan manusia apa saja?.......
5.      Apa perbedaan dari dataran rendah dan dataran tinggi?....
  










Soal ini dari buku pegangan siswa kurikulum 13

Wednesday, February 24, 2016

anak tiri

aku bagaikan anak tiri,akhirnya aku lega bisa curhat ma amu makasih sayank


Monday, November 18, 2013

Telah kita ketengahkan pada edisi sebelumnya[1] sebuah hadits yang berbunyi:

اَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ، مَنْ شِئْنَ أَدْخَلْنَ وَ مَنْ شِئْنَ أَخْرَجْنَ

Surga itu di bawah telapak kaki ibu, siapa yang ia kehendaki maka akan dimasukkan dan siapa yang ia ingini maka akan dikeluarkan. (Silsilah al-Ahâdîts adh-Dha’îfah, no. 593)
Kemudian kita jelaskan bahwa hadits dengan lafazh di atas adalah palsu. Dan ada juga yang lemah. (lihat: Dha’îf al-Jâmi’ ash-Shaghîr, no. 2666)
Setelah itu kami tegaskan bahwa ungkapan yang masyhur ini adalah ucapan manusia semata (bukan hadits)[2]. Dan sampai di sini pembahasan singkat kita pada waktu itu.
LAFAZH LAIN BERDERAJAT HASAN
Namun perlu diketahui, ada riwayat lain yang semakna dengan hadits di atas dengan lafazh yang berbeda yang berderajat hasan. Yang mana secara maknanya menunjukkan bahwa surga itu di bawah telapak kaki ibu. Berikut bunyi hadits tersebut:

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ، وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيْرُكَ. فَقَالَ: هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا

Dari Mu’wiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya.
Syaikh al-Albani berkomentar: “Diriwayatkan oleh an-Nasa`i, jilid 2, hlm. 54, dan yang lainnya seperti ath-Thabrani jilid 1, hlm. 225, no. 2. Sanadnya Hasan insyaAllah. Dan telah dishahihkan oleh al-Hakim, jilid 4, hlm. 151, dan disetujui oleh adz-Dzahabi dan juga oleh al-Mundziri, jilid 3, hlm. 214.” (as-Silsilah adh-Dha’ifah wa al-Maudhu’ah, pada penjelasan hadits no. 593)[3]
Dan ada hadits lain yang lafazhnya berbeda dengan yang di atas.
UCAPAN ULAMA SEPUTAR HADITS DI ATAS
Ketika mensyarah hadits ini, Imam Ali al-Qarirah mengatakan: ”Maksudnya yaitu senantiasalah (engkau) dalam melayani dan memperhatikan urusannya”. (Mirqat al-Mafatih Syarh Misykat al-Mashabih, jilid 4, hlm. 676)
Ath-Thibi mengatakan: ”Sabda beliau: ”…pada kakinya…”, adalah kinayah dari puncak ketundukan dan kerendahan diri, sebagaimana firman Allah ta’ala :

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan…”. (Ibid, (IV/677).
Sedangkan as-Sindi mengatakan: ”Bagianmu dari surga itu tidak dapat sampai kepadamu kecuali dengan keridhaannya, dimana seakan-akan seorang anak itu milik ibunya, sedangkan ibunya adalah tonggak baginya. Bagian dari surga untuk orang tersebut tidak sampai kepadanya kecuali dari arah ibunya tersebut. Hal itu karena sesungguhnya segala sesuatu apabila keadaannya berada di bawah kaki seseorang, maka sungguh ia menguasainya dimana ia tidak dapat sampai kepada yang lain kecuali dari arahnya. Allahu a’lam. (Hasyiyah Sunan An-Nasa-i, karya as-Sindi, jilid 6, hlm. 11, dalam nuskhah yang dicetak bersama Zuhr ar-Rabaa ’Ala al-Mujtabaa, karya as-Suyuti)
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan, bahwa hadits dengan lafazh “Surga itu di bawah telapak kaki ibu” adalah lemah, bahkan ada riwayat lain yang palsu.
Namun ada hadits lain yang secara makna menjelaskan bahwa ungkapan di atas adalah benar. Maka itu, ungkapan tersebut tidak dapat kita katakan salah secara mutlak lantaran adanya hadits hasan yang memperkuatnya. Wallahu a’lam. (Red)
Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi 51, hal. 43-44
______
1. Tepatnya pada pada rubrik Tanya Jawab, hlm. 8.
2. Yang kita maksudkan adalah hadits dengan lafazh di atas atau seperti penggalan pertama hadits di atas, bukan lafazh yang lainnya. Dan kita telah memiliki pembahasan tentang gambaran bakti kaum salaf terhadap kedua orang tua, yang padanya ada keterangan sedikit tentang hadits lain yang hasan seputar ungkapan tersebut. Sebenarnya akan kita terbitkan pada edisi kali ini, namun karena banyak hal akhirnya tidak bisa kita muat pada edisi kali ini. Semoga dimudahkan untuk dimuat pada edisi selanjutnya. Dan agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka pada edisi ini kami cantumkan keterangan singkat tentang hadits hasan seputar pembahasan, wa billahi at-taufiq.
3.Kami ucapkan jazakumullahu khairan wa zadakum ‘ilman wa taufiqon kepada sidang pembaca dari Jakarta yang telah mengusulkan kepada kami agar pembahasan tentang hadits ini disempurnakan dan dijelaskan hadits hasan yang semakna dengan ungkapan “surga itu di bawah telapak kaki ibu.”
Dan itu -sebagaimana ia sebutkan- karena didasari oleh dua hal:
1. Sadd adz-dzara-i’ (menutup pintu) keyakinan tidak adanya hadits yang shahih tentang masalah ini dan tidak benarnya ungkapan tersebut secara mutlak.
2. Membuktikan benarnya penjelasan sebagian ulama bahwa hadits-hadits yang shahih telah mencukupi dari mempergunakan hadits yang lemah.
Beberapa ucapan ulama ini kami ambil dari sebuah surat yang dikirimkan oleh Seorang pembaca dari Jakarta yang dilayangkan kepada kami via e-mail.
Barakallahu fihi.
Baru kali ini melihat ibu melahirkan, sungguh penuh pengorbanan, sungguh penuh keharuan, sungguh penuh deg-degan dan penuh rasa syukur. Maka sangat pantas surga di bawah telapak kaki ibu. Tidak hanya itu pengorbanan seorang ibu, melainkan pengorbanan seorang ibu jika satu persatu didaftarkan tak sanggup di-list.
Mulai awal mengandung hingga menyempurnakan setengah dien seorang ibu selalu mencurahkan rasa cinta pada anak dengan cinta berlandaskan syariah, tak pernah ia membenci anak terlahir dari kandungannya walaupun terkadang anak tak merespon cinta tersebut dengan cinta.
Kemudian sang ibu begitu pasrah aurat terlihat demi penyelamatan bagi bayi. Padahal bertahun-tahun aurat ditutup dengan rapat bahkan menutup aurat tersebut dengan kerudung yang panjang dan baju tak pernah menampakkan liku-liku tubuh… “itu semua demi si buah hati”.
Terkadang perjuangan seorang ibu sering kali kita lupakan, sering pula dibalas dengan rasa kebencian, sering pula kita mencaci dengan kata tak memiliki rasa, sering pula kita mengecewakan mereka, sering pula membuat kita menjauhi mereka, sering pula sibuk menghabiskan waktu dengan karier tanpa menanyakan mereka.
Sungguh tersadari, sungguh mengantamkan jiwa, sungguh menggelitik pemikiran ia sebagai seorang wanita yang insya Allah jika suatu saat akan diamanahkan untuk menjadi ibu yang di bawah kakinya terdapat surga….”Allahuma amin” akan ia jalani dengan cinta dan keikhlasan agar di suatu masa nanti ia mampu menjawab pertanyaan dari Allah tentang amanah yang berat diembankan pada ia.
Ya Allah, bagaimana perasaan mereka ketika mendengar tangis pertama anak mereka tentu penuh kegembiraan, tentu tangisan anak terlahir dari kandungan mereka adalah harta berharga bagi mereka, tentu tangisan itu juga merupakan obat yang menghilangkan rasa sedih, rasa duka dan rasa sakit saat mereka mengandung bayi selama sembilan bulan.
Ketika melihat ibu muda itu melahirkan saat itu pula bertanya dengan jiwa ini, apakah mungkin mampu meraih predikat surga di telapak kaki ibu? Untuk menjadi ibu yang dicap surga di kaki ibu butuh sebuah pengorbanan keikhlasan, butuh kesabaran, butuh kedekatan diri pada Allah, dan butuh ilmu sangat banyak karena dari tahun ke tahun tantang untuk menjadi seorang ibu shalihah plus surga di kaki ibu begitu dahsyat
Mari bagi kita masih Allah karuniakan ibu mengelus kita, masih Allah beri kesempatan untuk merasa indahnya pelukan ibu, masih Allah karuniakan ibu yang begitu shalihah, masih Allah beri kenikmatan untuk bercerita indah dengan ibu dan masih Allah berikan bersua dengan senyum ibu yang begitu tulus menyambut kita ketika pulang dari sekolah, pulang dari kerja, pulang dari perantauan dan pulang dari berjalan.
Kita bahagiakan mereka, kita hubungi dia untuk menanya kabar mereka, kita berikan hadiah special teruntuk mereka seperti mereka mencintai kita dengan penuh kespesialan dan tak henti-hentinya kita berdoa buat mereka agar Allah panjangkan umur mereka supaya kita bisa membahagiakan mereka dunia dan akhirat. Allahuma amin^__^
Bagi ibu muda dan ibu-ibu di seluruh dunia berbahagialah kalian sesungguhnya pengorbanan siang dan malam kalian sesungguhnya sudah Allah catat sebagai amal yang sangat mulia, insya Allah semua itu dibalas dengan surga seperti kita dengar bahwa surga ada di telapak kaki ibu. Tidak hanya itu yang akan peroleh sesungguhnya pengorbanan itu pula akan mengantar kalian untuk bertemu dengan Rabbi, Rasulullah dan para sahabat di surga firdaus.
Jika melihat balas seperti itu tentu kita ingin menjadi ibu yang di bawah kaki terdapat surga yang begitu harum.