Telah kita ketengahkan pada edisi sebelumnya[1] sebuah hadits yang berbunyi:
اَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ، مَنْ شِئْنَ أَدْخَلْنَ وَ مَنْ شِئْنَ أَخْرَجْنَ
Surga itu di bawah telapak kaki ibu, siapa
yang ia kehendaki maka akan dimasukkan dan siapa yang ia ingini maka
akan dikeluarkan. (Silsilah al-Ahâdîts adh-Dha’îfah, no. 593)
Kemudian kita jelaskan bahwa hadits dengan lafazh di atas adalah palsu. Dan ada juga yang lemah. (lihat: Dha’îf al-Jâmi’ ash-Shaghîr, no. 2666)
Setelah itu kami tegaskan bahwa ungkapan
yang masyhur ini adalah ucapan manusia semata (bukan hadits)[2]. Dan
sampai di sini pembahasan singkat kita pada waktu itu.
LAFAZH LAIN BERDERAJAT HASAN
Namun perlu diketahui, ada riwayat lain
yang semakna dengan hadits di atas dengan lafazh yang berbeda yang
berderajat hasan. Yang mana secara maknanya menunjukkan bahwa surga itu
di bawah telapak kaki ibu. Berikut bunyi hadits tersebut:
عَنْ
مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ، وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيْرُكَ. فَقَالَ:
هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ
الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا
Dari Mu’wiyah bin Jahimah as-Salami
bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi lalu berkata: Wahai
Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu
untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah engkau masih
mempunyai ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: “Hendaklah
engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya.”
Syaikh al-Albani berkomentar: “Diriwayatkan oleh an-Nasa`i, jilid 2, hlm. 54, dan yang lainnya seperti ath-Thabrani jilid 1, hlm. 225, no. 2. Sanadnya Hasan
insyaAllah. Dan telah dishahihkan oleh al-Hakim, jilid 4, hlm. 151,
dan disetujui oleh adz-Dzahabi dan juga oleh al-Mundziri, jilid 3, hlm.
214.” (as-Silsilah adh-Dha’ifah wa al-Maudhu’ah, pada penjelasan
hadits no. 593)[3]
Dan ada hadits lain yang lafazhnya berbeda dengan yang di atas.
UCAPAN ULAMA SEPUTAR HADITS DI ATAS
Ketika mensyarah hadits ini, Imam Ali
al-Qarirah mengatakan: ”Maksudnya yaitu senantiasalah (engkau) dalam
melayani dan memperhatikan urusannya”. (Mirqat al-Mafatih Syarh Misykat
al-Mashabih, jilid 4, hlm. 676)
Ath-Thibi mengatakan: ”Sabda beliau:
”…pada kakinya…”, adalah kinayah dari puncak ketundukan dan kerendahan
diri, sebagaimana firman Allah ta’ala :
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan…”. (Ibid, (IV/677).
Sedangkan as-Sindi mengatakan: ”Bagianmu
dari surga itu tidak dapat sampai kepadamu kecuali dengan
keridhaannya, dimana seakan-akan seorang anak itu milik ibunya,
sedangkan ibunya adalah tonggak baginya. Bagian dari surga untuk orang
tersebut tidak sampai kepadanya kecuali dari arah ibunya tersebut. Hal
itu karena sesungguhnya segala sesuatu apabila keadaannya berada di
bawah kaki seseorang, maka sungguh ia menguasainya dimana ia tidak
dapat sampai kepada yang lain kecuali dari arahnya. Allahu a’lam.
(Hasyiyah Sunan An-Nasa-i, karya as-Sindi, jilid 6, hlm. 11, dalam
nuskhah yang dicetak bersama Zuhr ar-Rabaa ’Ala al-Mujtabaa, karya
as-Suyuti)
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan, bahwa hadits dengan lafazh “Surga itu di bawah telapak kaki ibu” adalah lemah, bahkan ada riwayat lain yang palsu.
Namun ada hadits lain yang secara makna
menjelaskan bahwa ungkapan di atas adalah benar. Maka itu, ungkapan
tersebut tidak dapat kita katakan salah secara mutlak lantaran adanya
hadits hasan yang memperkuatnya. Wallahu a’lam. (Red)
Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi 51, hal. 43-44
______
1. Tepatnya pada pada rubrik Tanya Jawab, hlm. 8.
2. Yang kita maksudkan adalah hadits
dengan lafazh di atas atau seperti penggalan pertama hadits di atas,
bukan lafazh yang lainnya. Dan kita telah memiliki pembahasan tentang
gambaran bakti kaum salaf terhadap kedua orang tua, yang padanya ada
keterangan sedikit tentang hadits lain yang hasan seputar ungkapan
tersebut. Sebenarnya akan kita terbitkan pada edisi kali ini, namun
karena banyak hal akhirnya tidak bisa kita muat pada edisi kali ini.
Semoga dimudahkan untuk dimuat pada edisi selanjutnya. Dan agar tidak
terjadi kesalahpahaman, maka pada edisi ini kami cantumkan keterangan
singkat tentang hadits hasan seputar pembahasan, wa billahi at-taufiq.
3.Kami ucapkan jazakumullahu khairan wa
zadakum ‘ilman wa taufiqon kepada sidang pembaca dari Jakarta yang
telah mengusulkan kepada kami agar pembahasan tentang hadits ini
disempurnakan dan dijelaskan hadits hasan yang semakna dengan ungkapan
“surga itu di bawah telapak kaki ibu.”
Dan itu -sebagaimana ia sebutkan- karena didasari oleh dua hal:
1. Sadd adz-dzara-i’ (menutup pintu)
keyakinan tidak adanya hadits yang shahih tentang masalah ini dan tidak
benarnya ungkapan tersebut secara mutlak.
2. Membuktikan benarnya penjelasan
sebagian ulama bahwa hadits-hadits yang shahih telah mencukupi dari
mempergunakan hadits yang lemah.
Beberapa ucapan ulama ini kami ambil dari
sebuah surat yang dikirimkan oleh Seorang pembaca dari Jakarta yang
dilayangkan kepada kami via e-mail.
Barakallahu fihi.
Baru kali ini melihat ibu melahirkan, sungguh penuh pengorbanan,
sungguh penuh keharuan, sungguh penuh deg-degan dan penuh rasa syukur.
Maka sangat pantas surga di bawah telapak kaki ibu. Tidak hanya itu
pengorbanan seorang ibu, melainkan pengorbanan seorang ibu jika satu
persatu didaftarkan tak sanggup di-
list.
Mulai awal mengandung hingga menyempurnakan setengah dien seorang ibu
selalu mencurahkan rasa cinta pada anak dengan cinta berlandaskan
syariah, tak pernah ia membenci anak terlahir dari kandungannya walaupun
terkadang anak tak merespon cinta tersebut dengan cinta.
Kemudian sang ibu begitu pasrah aurat terlihat demi
penyelamatan bagi bayi. Padahal bertahun-tahun aurat ditutup dengan
rapat bahkan menutup aurat tersebut dengan kerudung yang panjang dan
baju tak pernah menampakkan liku-liku tubuh… “itu semua demi si buah
hati”.
Terkadang perjuangan seorang ibu sering kali kita lupakan, sering
pula dibalas dengan rasa kebencian, sering pula kita mencaci dengan
kata tak memiliki rasa, sering pula kita mengecewakan mereka, sering
pula membuat kita menjauhi mereka, sering pula sibuk menghabiskan waktu
dengan karier tanpa menanyakan mereka.
Sungguh tersadari, sungguh mengantamkan jiwa, sungguh menggelitik
pemikiran ia sebagai seorang wanita yang insya Allah jika suatu saat
akan diamanahkan untuk menjadi ibu yang di bawah kakinya terdapat
surga….”Allahuma amin” akan ia jalani dengan cinta dan keikhlasan agar
di suatu masa nanti ia mampu menjawab pertanyaan dari Allah tentang
amanah yang berat diembankan pada ia.
Ya Allah, bagaimana perasaan mereka ketika mendengar tangis pertama
anak mereka tentu penuh kegembiraan, tentu tangisan anak terlahir dari
kandungan mereka adalah harta berharga bagi mereka, tentu tangisan itu
juga merupakan obat yang menghilangkan rasa sedih, rasa duka dan rasa
sakit saat mereka mengandung bayi selama sembilan bulan.
Ketika melihat ibu muda itu melahirkan saat itu pula bertanya dengan
jiwa ini, apakah mungkin mampu meraih predikat surga di telapak kaki
ibu? Untuk menjadi ibu yang dicap surga di kaki ibu butuh sebuah
pengorbanan keikhlasan, butuh kesabaran, butuh kedekatan diri pada
Allah, dan butuh ilmu sangat banyak karena dari tahun ke tahun tantang
untuk menjadi seorang ibu shalihah plus surga di kaki ibu begitu dahsyat
Mari bagi kita masih Allah karuniakan ibu mengelus
kita, masih Allah beri kesempatan untuk merasa indahnya pelukan ibu,
masih Allah karuniakan ibu yang begitu shalihah, masih Allah beri
kenikmatan untuk bercerita indah dengan ibu dan masih Allah berikan
bersua dengan senyum ibu yang begitu tulus menyambut kita ketika pulang
dari sekolah, pulang dari kerja, pulang dari perantauan dan pulang dari
berjalan.
Kita bahagiakan mereka, kita hubungi dia untuk menanya kabar mereka,
kita berikan hadiah special teruntuk mereka seperti mereka mencintai
kita dengan penuh kespesialan dan tak henti-hentinya kita berdoa buat
mereka agar Allah panjangkan umur mereka supaya kita bisa membahagiakan
mereka dunia dan akhirat. Allahuma amin^__^
Bagi ibu muda dan ibu-ibu di seluruh dunia berbahagialah kalian
sesungguhnya pengorbanan siang dan malam kalian sesungguhnya sudah Allah
catat sebagai amal yang sangat mulia, insya Allah semua itu dibalas
dengan surga seperti kita dengar bahwa surga ada di telapak kaki ibu.
Tidak hanya itu yang akan peroleh sesungguhnya pengorbanan itu pula akan
mengantar kalian untuk bertemu dengan Rabbi, Rasulullah dan para
sahabat di surga firdaus.
Jika melihat balas seperti itu tentu kita ingin menjadi ibu yang di bawah kaki terdapat surga yang begitu harum.
—